Sabtu, 21 Juni 2014

Kepribadian Berdasarkan Urutan Kelahiran Oleh Alfred Adler

Urutan kelahiran merupakan suatu pengaruh sosial yang dominan pada masa kanak-kanak, salah satunya mempengaruhi kita dalam menciptakan gaya hidup. Meskipun saudara kandung memiliki orang tua yang sama dan tinggal dalam rumah yang sama, tetapi mereka tidak mempunyai lingkungan sosial yang identik. Adler menganggap, urutan kelahiran dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian seseorang, urutan-urutan tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan dalam menginterpretasikan setiap pengalaman yang didapat. Perlakuan orangtua terhadap anak tertua, anak kedua, anak termuda, dan anak tunggal akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak tersebut. Adler menyatakan bahwa ada 4 situasi dalam urutan kelahiran : anak pertama, anak kedua, anak termuda, anak tunggal.

Anak Pertama
Biasanya orang tua merasa senang saat kelahiran anak pertamanya dan mereka cenderung memberikan waktu dan perhatiaan yang besar kepada anak tersebut. Anak pertama biasanya mendapat perhatian yan instan dan tidak terbagi dari orangtuanya. Akibatnya anak pertama merasa senang dan aman sampai kelahiran anak kedua. Kemudian, setelah anak kedua lahir, anak pertama biasanya merasa terbuang karena perhatian dan kasih sayang orangtua tidak lagi fokus padanya
Tidak seseorang pun anak pertama mengharapkan pergantian tempat yang drastis tanpa adanya suatu perlawanan. Mereka berusaha untuk merebut kembali posisi mereka semula dengan mengandalkan kekuatan dan kewibawaan mereka. Adler meyakini bahwa semua anak pertama pasti merasa shock dengan perubahan status mereka dalam keluarga.
Anak pertama tidak akan bisa merebut kembali posisinya dalam urutan keluarga setelah anak berikutnya lahir, tidak peduli bagaiman cara mereka berusaha. Hal ini mengakibatkan anak pertama merasa stubbrorn, sakit hati, dan melawan serta menolak untuk makan dan tidur. Mereka menunjukan amarahnya tetapi orangtua justru memarahi mereka kembali. Ketika anak pertama dihukum akibat kesalahan mereka, mereka menginterpretasikan hukuman itu sebagai bukti tambahan atas keterbuangan mereka dalam keluarga sehingga mereka mulai membenci anak kedua.
Adler menemukan bahwa anak pertama cenderung berorientasi pada masa lalu, dan pesimis terhadap masa depan. Anak pertama akan berkembang menjadi seorang yang baik dalam mengorganisir, teliti dan seksama, berkuasa dan berprilaku konservatif.

Anak kedua
Anak kedua adalah seseorang yang menyebabkan pergolakan dalam kehidupan anak pertama. Mereka tidak pernah mendapatkan posisi yang kuat karena keberadaan anak pertama. Namun, anak kedua juga tidak pernah merasa terbuang seperti yang dirasakan anak pertama. Anak kedua tidak pernah merasa sendiri, tapi selalu meniru tingkah laku saudaranya yang lebih tua sebagai trik dan sumber untuk bersaing dengan saudaranya itu. Anak kedua cenderung juga ingin bersaing dengan saudaranya yang lebih tua, contohnya Adler yang merupakan anak kedua melakukan persaingan dengan kakaknya, Sigmund. Ketika ia menjadi seorang analis yang terkenal, dia merasa sudah mengalahkan kakaknya yang merupakan businessman kaya. Anak kedua biasanya lebih cepat berbicara daripada anak pertama. Mereka cenderung optimis akan masa depan dan bersifat kompetitif dan ambisius.

Anak Bungsu
Anak termuda tidak pernah menghadapi perasaan terbuang oleh saudara yang lain, dan sering menjadi anak kesayangan dalam keluarga, sehingga mereka akan kesulitan untuk menjadi dewasa. Anak termuda yang dimanjakan secara berlebihan dianggap tidak membutuhkan pelajaran untuk melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, anak-anak tersebut menjadi tidak berdaya dan sangat bergantung pada orang tua. Mudah terdorong pada perasaan inferior yang kuat dan tidak mampu berdiri sendiri. Namun demikian ia mempunyai banyak keuntungan, ia termotivasi untuk selalu mengungguli kakak-kakaknya dan menjadi anak yang ambisius.

Anak Tunggal
Anak tunggal tidak pernah kehilangan posisi dan haknya dalam keluarga. Seluruh perhatian dari orang tua hanya dipusatkan pada mereka. Dibandingkan dengan anak-anak yang lain, anak tunggal cenderung lebih cepat matang dalam arti lebih cepat berperilaku dewasa. Anak tunggal cenderung mengalami kesulitan ketika mereka berada diluar rumah, misalnya disekolah, karena mereka bukanlah menjadi pusat perhatian lagi pada tempat itu. Anak tunggal biasanya sulit berbagi dan berkompetisi, dan jika kemampuan mereka tidak diberi perhatian yang cukup maka mereka akan sangat kecewa.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

memang benar, tapi terkadang ada pengecualian juga, misalnya anak tengah yang saat kecil sakit dan mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya, sifat itu terbawa sampai dewasa sehingga anak kedua tersebut menjadi anak yang egois dan tidak mau mengalah, adiknya yang bungsu juga berperan sebagai kakak dan harus selalu mengalah, itu bagaimana penjelasannya, apa masih teori diatas ini berlaku?
http://herbalkistadanmiom.com/obat-tradisional-untuk-kista-ginjal/

Posting Komentar