Urutan kelahiran merupakan suatu pengaruh sosial
yang dominan pada masa kanak-kanak, salah satunya mempengaruhi kita dalam
menciptakan gaya hidup. Meskipun saudara kandung memiliki orang tua yang sama
dan tinggal dalam rumah yang sama, tetapi mereka tidak mempunyai lingkungan sosial
yang identik. Adler menganggap, urutan
kelahiran dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian
seseorang, urutan-urutan tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan dalam
menginterpretasikan setiap pengalaman yang didapat. Perlakuan orangtua terhadap anak tertua, anak
kedua, anak termuda, dan anak tunggal akan mempengaruhi pembentukan kepribadian
anak tersebut. Adler
menyatakan bahwa ada 4 situasi dalam urutan kelahiran : anak pertama, anak
kedua, anak termuda, anak tunggal.
Anak Pertama
Biasanya
orang tua merasa senang saat kelahiran anak pertamanya dan mereka cenderung
memberikan waktu dan perhatiaan yang besar kepada anak tersebut. Anak pertama
biasanya mendapat perhatian yan instan dan tidak terbagi dari orangtuanya.
Akibatnya anak pertama merasa senang dan aman sampai kelahiran anak kedua.
Kemudian, setelah anak kedua lahir, anak pertama biasanya merasa terbuang
karena perhatian dan kasih sayang orangtua tidak lagi fokus padanya
Tidak
seseorang pun anak pertama mengharapkan pergantian tempat yang drastis tanpa
adanya suatu perlawanan. Mereka berusaha untuk merebut kembali posisi mereka
semula dengan mengandalkan kekuatan dan kewibawaan mereka. Adler meyakini bahwa
semua anak pertama pasti merasa shock dengan perubahan status mereka dalam
keluarga.
Anak pertama
tidak akan bisa merebut kembali posisinya dalam urutan keluarga setelah anak
berikutnya lahir, tidak peduli bagaiman cara mereka berusaha. Hal ini
mengakibatkan anak pertama merasa stubbrorn,
sakit hati, dan melawan serta menolak untuk makan dan tidur. Mereka menunjukan
amarahnya tetapi orangtua justru memarahi mereka kembali. Ketika anak pertama dihukum
akibat kesalahan mereka, mereka menginterpretasikan hukuman itu sebagai bukti
tambahan atas keterbuangan mereka dalam keluarga sehingga mereka mulai membenci
anak kedua.
Adler
menemukan bahwa anak pertama cenderung berorientasi pada masa lalu, dan pesimis
terhadap masa depan. Anak pertama akan berkembang menjadi seorang yang baik
dalam mengorganisir, teliti dan seksama, berkuasa dan berprilaku konservatif.
Anak kedua
Anak kedua
adalah seseorang yang menyebabkan pergolakan dalam kehidupan anak pertama.
Mereka tidak pernah mendapatkan posisi yang kuat karena keberadaan anak
pertama. Namun, anak kedua juga tidak pernah merasa terbuang seperti yang
dirasakan anak pertama. Anak kedua tidak pernah merasa sendiri, tapi selalu
meniru tingkah laku saudaranya yang lebih tua sebagai trik dan sumber untuk
bersaing dengan saudaranya itu. Anak kedua cenderung juga ingin bersaing dengan
saudaranya yang lebih tua, contohnya Adler yang merupakan anak kedua melakukan
persaingan dengan kakaknya, Sigmund. Ketika ia menjadi seorang analis yang
terkenal, dia merasa sudah mengalahkan kakaknya yang merupakan businessman kaya. Anak kedua biasanya
lebih cepat berbicara daripada anak pertama. Mereka cenderung optimis akan masa
depan dan bersifat kompetitif dan ambisius.
Anak Bungsu
Anak termuda tidak pernah
menghadapi perasaan terbuang oleh saudara yang lain, dan sering menjadi anak
kesayangan dalam keluarga, sehingga mereka akan kesulitan untuk menjadi dewasa.
Anak termuda yang dimanjakan secara berlebihan dianggap tidak membutuhkan
pelajaran untuk melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri. Oleh sebab itu,
anak-anak tersebut menjadi tidak berdaya dan sangat bergantung pada orang tua. Mudah terdorong pada perasaan inferior yang kuat dan
tidak mampu berdiri sendiri. Namun demikian ia mempunyai banyak keuntungan, ia termotivasi untuk
selalu mengungguli kakak-kakaknya dan menjadi anak yang ambisius.
Anak Tunggal
Anak
tunggal tidak pernah kehilangan posisi dan haknya dalam keluarga. Seluruh
perhatian dari orang tua hanya dipusatkan pada mereka. Dibandingkan dengan
anak-anak yang lain, anak tunggal cenderung lebih cepat matang dalam arti lebih
cepat berperilaku dewasa. Anak tunggal cenderung mengalami kesulitan ketika
mereka berada diluar rumah, misalnya disekolah, karena mereka bukanlah menjadi
pusat perhatian lagi pada tempat itu. Anak tunggal biasanya sulit berbagi dan
berkompetisi, dan jika kemampuan mereka tidak diberi perhatian yang cukup maka
mereka akan sangat kecewa.
1 komentar:
memang benar, tapi terkadang ada pengecualian juga, misalnya anak tengah yang saat kecil sakit dan mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya, sifat itu terbawa sampai dewasa sehingga anak kedua tersebut menjadi anak yang egois dan tidak mau mengalah, adiknya yang bungsu juga berperan sebagai kakak dan harus selalu mengalah, itu bagaimana penjelasannya, apa masih teori diatas ini berlaku?
http://herbalkistadanmiom.com/obat-tradisional-untuk-kista-ginjal/
Posting Komentar