Sabtu, 19 April 2014

Evaluasi Kegiatan Observasi Sekolah dan Hasil Observasi



Oleh : Kelompok 9
M. Firman Akbar (13-088) http://13088mfa.blogspot.com/
Immanuel Saragih (13-098) immanuelx-patriotbloegger.blogspot.com
Pebryanti Simarmata (13-102) 13102ps.blogspot.com
Pestaria Tambun (13-114) 13114peri.blogspot.com
 Slide Observasi Sekolah => http://www.slideshare.net/SintaSelly/observasi-sekolah-33726969

1. Evaluasi Kegiatan
A. Pendahuluan
Evaluasi kegiatan adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberikan nilai secara objektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi selalu berupaya untuk mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana. Disamping itu evaluasi juga mengukur hasil-hasil pelaksanaan secara objektif dengan ukuran yang dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat.

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi dari suatu kegiatan adalah untuk mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang. Fokus utama evaluasi ini adalah lebih diarahkan kepada hasil, manfaat dan dampak dari program kegiatan.

C. Uraian Aktivitas Observasi
Hari Pelaksanaan : Rabu, 2 April 2014

Waktu Pelaksanaan : 11.00-12.00 WIB

Pembagian Tugas :
1. Observasi kelas : semua anggota
2. Dokumentasi foto : Firman
3. Wawancara :
 Kepala sekolah : Firman, Immanuel
Guru kelas dan murid : Sinta, Pebry, Pesta

Narasumber :
1. Kepala sekolah SD Advent 2
2. Ibu guru Nuraidah Hutagalung
3. Murid-murid Kelas 3 SD Advent 2

D. Lingkup Evaluasi
1. Evaluasi Tahap Persiapan (ex-ante)
Tahap persiapan meliputi:
a)    pemilihan ketua kelompok, sekertaris, bendahara serta anggota
b)      pembagian tugas sesuai dengan bagian yang dipegang
c)      penentuan sekolah untuk diobservasi
d)     pengurusan surat izin observasi
e)      penentuan jadwal observasi
f)       pengurusan masalah teknis seperti ; pakaian, almamater dan reward

Faktor Pendukung      :
a)      semua elemen dalam kelompok dapat bekerja sama dengan baik
b)      setiap elemen bertanggung jawab penuh terhadap tugas masing-masing
c)      setiap elemen dalam kelompok mau memberikan pendapat masing-masing dalam forum diskusi pra observasi

Faktor Penghambat     :
a)      terlalu banyak usulan sekolah yang akan diobservasi
b)      hari yang bentrok antar sesama anggota ketika mau melaksanakan diskusi
c)      diskusi yang kurang optimal

2.Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan (on going)
Tahap pelaksanaan meliputi:
a)      persiapan di kampus
b)      penyediaan reward
c)      proses menuju lokasi observasi
d)     meminta izin dengan pihak sekolah
e)      proses melakukan observasi
f)       proses dokumentasi
g)      memberi reward dan izin meninggalkan lokasi observasi
h)      kembali ke kampus

Faktor Pendukung      :
a)      izin melakukan observsi sudah didapatkan
sesuai dengan metode riset : Kelompok melakukan Riset Deskriptif
b)      semua elemen kelompok bersedia melakukan observasi
c)      reward ke sekolah telah disediakan
d)     alat dokumentasi cukup memadai
e)      pihak sekolah menerima dengan hangat
f)       lokasi mudah dijangkau
g)      dana yang digunakan lebih ekonomis
h)      ada anggota kelompok lain yang membantu dalam proses dokumentasi

Faktor Penghambat     :
a)      waktu observasi yang sangat berdekatan dengan jadwal kuliah membuat kelompok sulit mengatur waktu
b)      waktu untuk melakukan observasi tergolong singkat
Observasi dilakukan dengan rentang waktu Cross-sectional (dalam satu waktu)
c)      transportasi yang berbeda-beda membuat waktu sampai ke lokasi observasi berbeda-beda juga
d)     sulit mendapatkan informasi tentang sekolah karena tidak membawa surat izin kampus
e)      cuaca kurang mendukung

3.Evaluasi Pada Tahap Pasca Pelaksanaan (ex post)
Tahap Pasca Pelaksanaan meliputi :
a)      membuat hasil observasi
b)      melakukan evaluasi

Faktor Pendukung      :
a)      hasil observasi kelompok dikerjakan dengan baik dan dilaporkan tepat waktu
b)      semua anggota kelompok berperan dalam pengerjaan hasil observasi

Faktor Penghambat     :
a)      sedikit kendala masalah format hasil observasi
b)      pengerjaan evaluasi bentrok dengan jadwal UTS

4.Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi meliputi :
a)      diskusi
b)      hasil evaluasi

Faktor Pendukung      :
a)      setiap elemen kelompok berperan serta dalam pengerjaan
b)      kelompok lain yang juga mau membantu masalah pembuatan evaluasi

Faktor Penghambat     :
a)      pengaturan waktu kelompok yang kurang baik
b)      penyelesaian hasil evaluasi bersamaan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS)

E. Saran
a)      kekompakan kelompok lebih ditingkatkan lagi
b)      setiap elemen kelompok dapat saling mendengarkan dan memberi pendapat  secara lebih optimal
c)      jadwal diskusi ditentukan jauh sebelum diskusi akan dilakukan agar tidak terjadi jadwal yang bentrok
d)      persiapan sebelum memulai observasi lebih dimatangkan. Seperti : surat izin dan sebagainya
e)      lebih memahami segala masalah teknis observasi maupun pembuatan hasil observasi
f)       pengaturan waktu dalam penyelesaian tugas lebih diatur agar tidak terjadi masalah

2. Evaluasi Hasil Observasi
Evaluasi hasil Observasi meliputi :
a)      dinamika pembelajaran antara siswa dan guru
b)      setting ruangan kelas
c)      setting lokasi sekolah secara menyeluruh
Faktor Pendukung      :
a)      guru sebagai pengajar yang sudah senior sangat baik dalam memberikan pengajaran
sesuai dengan teori Thorndike : bahwa guru menanamkan keahlian penalaran anak
b)      guru menerapkan sistem tanya jawab yang membuat kelas aktif, hal ini sesuai dengan aplikasi teori kognitif Piaget dimana guru mampu merangsang murid untuk bertanya sehingga berfungsi dalam proses mengeksplorasi kemampuan kognitif anak
c)      murid merespon pengajaran guru dengan aktif dan baik
sesuai dengan teori John Dewey : bahwa anak adalah pembelajar yang aktif
merujuk pada Jonassen dan Grabowski, 1993 : bahwa murid menerapkan gaya belajar yang Reflektif
d)     sarana sekolah beberapa sudah baik dan dapat digunakan siswa/i secara optimal

Faktor Penghambat     :
a)      didalam kelas ada siswa yang menjadi biang keributan
b)      papan tulis sebagai sarana pembelajaran kurang dimaksimalkan
c)      beberapa sarana sekolah sangat minim untuk lingkungan sekolah yang besar
d)     belum menggunakan alat teknologi secara memadai
sesuai dengan teori Bronfenbrenner : Bahwa teknologi merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran (kronosistem)
e)      aturan sekolah kurang diberlakukan dengan tegas oleh pihak sekolah

Saran
a)      Sekolah dapat mengoptimalkan semua elemen-elemen yang ada di sekolah
b)      Sebaiknya guru sebagai periset dapat melakukan riset sendiri untuk meningkatkan mutu praktik pengajaran didalam kelas (Guru sebagai Periset)
c)      Sekolah dapat memaksimalkan pendapat untuk pembangunan sarana dan prasarana sekolah
d)     Lebih meningkatkan lagi komunikasi dan kerjasama orangtua dengan pihak sekolah karena untuk mendidik seorang anak, harus ada hubungan baik antara keluarga dengan sekolah yang menjadi faktor penentu dalam perkembangan dan prestasi anak
e)      Guru juga dapat menggunakan alat bantu visual atau alat bantu peraga dalam mengajar, contohnya rekaman video, sehingga suasana belajar menjadi lebih menarik



Kamis, 10 April 2014

Intelegensi


 Intelegensi atau kecerdasan, merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang dimiliki oleh manusia. Intelegensi adalah  Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk mempelajari pengalaman baru, penalaran dan untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan efektif. Beberapa pengertian tentang intelegensi menurut beberapa tokoh diantaranya yaitu :
1.       Francis Galton
Galton adalah tokoh pertamaa yang mempopulerkan istilah intelegensi. Menurut Galton intelegensi adalah faktor umum tunggal yang merupakan dasar untuk kemampuan spesifik yang lain.
2.      Charles Spearman
Menurut Spearmen intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir dan menimbang. Spearman mengatakan bahwa orang punya intelegensi umum yang disebut g, dan tipe intlegensi spesifik yang disebut s.
3.      David Wechsler
Menurut Wechsler intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah untuk beradaptasi dan menguasai lingkungan secara efektif.
4.      William Stern
Intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.

Perbedaan Pandangann Tentang Intelegensi
Beberapa psikolog berargumen bahwa intelegensi bukanlah faktor tunggal tetapi merupakan kumpulan dari beberapa kemampuan spesifik. Dengan kata lain setiap orang mempunyai keterampilan kognitif/kemampuan spesifik tertentu yang lebih menonjol dibandingkan dengan orang lain. Tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang intelegensi spesifik adalah

1. Louis Thurstone
 Mengatakan bahwa orang mempunyai tujuh kemampuan intelektual spesifik, yang disebut dengan kemampuan mental primer yaitu :
1)      Pemahaman verbal
2)      Kemampuan angka
3)      Kefasihan kata
4)      Visualisasi spasial
5)      Memori asosiatif
6)      Penalaran
7)      Kecepatan persepsi

2. Robert J. Sternberg
Menurut teori intelegensi triarkis Sternberg, intelegensi muncul dalam bentuk:
1)      Intelegensi analitis à kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan mempertentangkan.
2)      Intelegensi kreatif à kemampuan untuk mencipta, mendesain, menemukan dan mengimajinasikan.
3)      Intelegensi praktis à kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan.

3. Howard Gardner
Gardner percaya bahwa ada delapan tipe intelegensi spesifik atau kerangka pikiran. Tipe ini dideskripsikan dengan contoh pekerjaan yang merefeleksikan kekuatan masing-masing kerangka. Delapan tipe tersebut adalah
1)      Intelegensi verbal: kemampuan yang berkaitan tentang penggunaan bahasa secara umum.
2)      Intelegensi matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika.
3)      Intelegensi spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
4)      Intelegensi tubuh-kinestetik: kemampuan cerdas dalam hal-hal fisik/gerak tubuh.
5)      Intelegensi musik: sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara.
6)      Intelegensi intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupannya secara efektif.
7)      Intelegensi interpersonal: kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
8)      Intelegensi naturalis: kemampuan untuk mengamati serta memahami alam dan sistem buatan manusia

Fluid dan Crystallized Intelligence
Fluid intelligence adalah kemampuan untuk belajar dan memproses secara cepat informasi serta menciptakan strategi baru untuk mengatasi permasalahan yang baru. Sedangkan crystallized intelligence adalah kemapuan untuk menggunakan informasi dan kemapuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan permasalahan yang biasa dihadapi.

Perbedaan antara fluid intelligence dengan crystallized intelligence terletak pada penggunaannya pada situasi dan usia-usia tertentu. Contohnya, untuk menangani masalah-masalah dalam perkuliahan dibutuhkan fluid intelligence untuk memproses informasi-informasi baru secara cepat dan melekatkannya  dalam memori, sedangkan untuk menangani masalah-masalah kehidupan, seperti jalan menuju sukses, mengatasi kemiskinan, dan menjalani hidup yang lebih bahagia menekankan pada crystallized intelligence, yang biasanya lebih sering dietrapkan oleh orang-orang yang sudah berusia lanjut. Inilah alasan mengapa tugas-tugas kepemimipinan lebih sering diserahkan kepada orang-orang yang telah mencapai usia 40 tahun.

Pengukuran Intelegensi
1. Tes Binet oleh Alfred Binet
Dalam tes Binet, mengukur kemampuan mulai dari menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep mental age (MA). Cara mengetahui mental  age adalah dengan melihat berapa  jumlah pertanyaan yang bisa terjawab dengan benar kemudian melihat dengan jumlah jawaban tersebut berada pada rata-rata usia berapa.  Tes binet direvisi berkali-kali untuk disesuaikan dengan kemajuan dalam pemahaman intelegensi dan tes intelegensi. Revisi-revisi ini disebut tes Stanford-Binet (sebab revisi itu dilakukan di Stanford University).

William Stern menciptakan konsep perhitungan Intellegence Quotient (IQ)
(IQ) = MA/CA x 100
MA = mental age/usia mental
CA = chronological age/usia kronologis

2.  Skala Wechsler  oleh David Wechsler
 Tes ini mencakup WPPSI-R untuk anak usia 4-6 setengah tahun, WISC-R untuk anak dan remaja usia 6-16 tahun, WAIS-R untuk dewasa . Selain menunjukan IQ secara keseluruhan, skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja. Ini membuat peneliti bisa melihat dengan cepat pola-pola kekuatan dan kelemahan dalam area intelegensi murid yang berbeda-beda.