Menurut
sudut pandang kontekstual, perkembangan harus dipahami dalam konteks sosialnya.
Kaum kontekstual melihat individu bukan sebagai entitas yang terpisah yang
berinteraksi dengan lingkungan, tetapi bagian yang tidak terpisah dari
lingkungan. Salah satu teori yang menjelaskan tentang pandangan kontekstual ini
adalah teori ekologi yang dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner.
Urie
Bronfenbrenner adalah seorang psikolog lulusan Universitas Cornell, lalu
melanjutkan gelar Master dari Universitas Harvard dan pada tahun 1942 menerima
gelar Doktor dari Universitas Michigan. Bronfenbrenner memiliki ketertarikan
yang besar tentang bagaimana interaksi dengan lingkungan tempat tinggal anak,
memberikan pengaruh penting terhadap perkembangan anak. Bronfenbrenner membagi
lima sistem lingkungan tersebut sebagai mikrosistem, mesosistem, eksosistem,
makrosistem dan kronosistem.
Mikrosistem adalah suatu lingkungan dimana individu
paling banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi secara bertatap muka.
Beberapa konteks dalam lingkungan mikrosistem ini bisa juga dikatakan sebagai
lingkungan yang paling dekat dengan pribadi setiap individu seperti keluarga,
sekolah, teman sebaya, tetangga, dan tempat kerja. Bronfenbrenner mengatakan
bahwa setiap individu memiliki hubungan timbal balik dengan
lingkungannya. Sebagai contohnya adalah dalam lingkungan sekolah ketika saya
mampu mengerjakan PR dengan hasil maksimal, kemudian gurunya saya pun
meresponnya dengan pujian. Pujian tersebut membuat saya menjadi lebih percaya
diri dan saya termotivasi untuk terus dapat menyelesaikan PR dengan maksimal.
Begitu juga sebaliknya, hasil PR saya yang maksimal itu memberikan kebahagiaan
tersendiri bagi guru saya.
Mesosistem adalah interaksi antara dua atau beberapa mikrosistem
contohnya meliputi hubungan antara guru dengan orang tua, pengalaman sekolah
dengan pengalaman keluarga dan pengalaman keluarga dengan pengalaman kelompok
teman sebaya. Misalnya, dalam lingkungan keluarga, saya diajarkan untuk selalu
menghargai orang lain dalam segala perbedaan yang ada. Kemudian ajaran itu saya
praktekkan melalui interaksi dengan lingkungan teman sebaya/teman bermain yang
berasal dari berbagai kalangan, etnis dan agama. Selain itu perhatian pada
mesosistem dapat memberi tahu kita mengenai apakah ada perbedaan perilaku orang
pada lingkungan yang berbeda-beda, misalnya saya ketika di rumah lebih suka
menyendiri di dalam kamar namun di kampus justru lebih suka bergaul dan
bergabung dengan teman-teman saya.
Eksosistem adalah sama seperti mesosistem melibatkan
pengalaman-pengalaman dari beberapa mikrosistem, bedanya adalah individu tidak
berperan aktif dalam suatu mikrosistem namun mikrosistem tersebut memberikan
pengaruh terhadap apa yang individu alami dalam konteks mereka sendiri.
Contohnya adalah ketika terjadi pertengkaran atau permasalahan dalam lingkungan
keluarga, hal tersebut secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap menurunnya
semangat belajar saya di kampus.
Makrosistem adalah keseluruhan pola budaya atau kultur
dimana individu tersebut hidup. Kultur adalah istilah luas yang meliputi
berbagai nilai, keyakinan, kebiasaan, adat istiadat, ideologi negara, peran
etnis dan sosioekonomi. Di berbagai belahan dunia memiliki kultur yang
berbeda-beda, karena itu lah dalam makrosistem ini tidak dapat
digeneralisasikan. Sebagai contoh dari aspek sosioekonomi, saya yang terlahir
di keluarga yang sederhana telah mempengaruhi perkembangan saya menjadi seorang
anak yang hemat dan bijaksana mempergunakan uang hanya untuk hal-hal yang
memang penting bagi kebutuhan saya.
Kronosistem adalah peristiwa-peristiwa sepanjang
rangkaian kehidupan dan kondisi sosiohistoris yang mempresentasikan perubahan
dalam dunia seseorang. Hal ini dapat mencakup berbagai perubahan dalam
komposisi keluarga, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, serta
peristiwa-peristiwa yang lebih besar seperti perang atau bencana alam. Contohnya
adalah bagaimana awalnya saya yang tinggal dalam keluarga yang utuh tumbuh
sebagai anak yang manja dan ceria, berubah menjadi anak yang minder dan cenderung
tertutup setelah orang tua saya bercerai.
Aplikasi Teori Bronfenbrenner Dalam Dunia Pendidikan
Melalui teori ekologi Bronfenbrenner kita dapat
melihat bagaimana sistem lingkungan sebagai tempat berinteraksi memberikan pengaruh
penting terhadap perkembangan seseorang. Sebagai contoh konkret adalah ketika
ada seorang anak yang nakal di sekolah dan suka melawan gurunya. Kita dapat
melihat bahwa mungkin ada keterlibatan aspek lingkungan yang mempengaruhi atau menyebabkan
perilaku buruk anak tersebut. Mungkin orang tua nya suka memarahi dan
memukulnya ketika di rumah, sehingga lingkungan sekolah menjadi tempat
pelampiasannya sebagai perlawanan terhadap tindakan orang tua nya. Karena itu
lah sebagai pendidik, diharapkan dapat lebih peka dan memahami bagaimana
seorang anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan-lingkungan yang saling
terkait. Selanjutnya pendidik bertindak untuk membantu anak tersebut mengatasi
masalah interaksi dengan lingkungannya.
Penting untuk menjalin komunikasi yang baik dan
intens antara guru dan orang tua. Hal ini bertujuan untuk memonitori kemajuan perkembangan anak dan
bersama-sama mencari solusi dari perkembangan negatif yang muncul pada seorang
anak. Dengan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua ini, diharapkan
seorang anak dapat tumbuh dan berkembang dalam sistem lingkungan yang lebih
nyaman dan mengarahkan perkembangan anak ke arah yang positif.
By Sinta Meilastry, Kelompok 9 Genap
0 komentar:
Posting Komentar