Stress adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat
menurunkan ataupun meningkatkan kemampuan seseorang atau individu dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Selama ini, stress selalu dianggap remeh terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan yang dialami seseorang.Namun, setelah ada
penelitian yang membuktikan bahwa masalah kesehatan seseorang ternyata
dipengaruhi oleh stress, hal itu mengubah sudut pandang semua orang tentang
stress.Sistem imun tubuh individu juga dipengaruhi oleh stress.
Sumber-sumber Stress
Seseorang tidak mungkin stress tanpa alasan. Tentu ada
yang menyebabkannya menjadi stress. Mengetahui sumber-sumber stress adalah
langkah pertama dalam memahami dan mengatasinya.
Berikut adalah sumber-sumber stress :
1. Life events (kejadian-kejadian dalam hidup)
Sumber stress yang paling
umum adalah kejadian-kejadian dalam hidup yang dapat mengakibatkan stress
karena individu membutuhkan adaptasi dan mencari penyelesaian terhadap masalah
yang dihadapinya.Kejadian-kejadian dalam hidup baik itu positif maupun negatif
dapat menimbulkan stress.
Beberapa kejadian negatif
yang biasanya memberikan dampak stress yang paling besar adalah sebagai berikut
:
a.
Kriminalitas, pelecehan seksual, dan kekerasan
b.
Kehilangan anggota keluarga
c.
Bencana alam.
d.
Terorisme
e.
Daily hasless (masalah sehari-hari).
Selain hal-hal negatif di
atas, juga ada beberapa hal positif yang dapat mengakibatkan stress. Contohnya
adalah saat seseorang baru lulus dari sekolah maupun kuliah, saat seseorang
baru menikah, maupun saat seseorang baru memiliki anak.
2. Frustation (frustasi)
Frustasi adalah hasil yang
kita dapatkan ketika kita tidak bisa menemukan penyelesaian dari masalah yang
sedang dihadapi atau ketika hal yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita dapat melihat frustasi di ekspresi seorang bayi yang tidak dapat meraih
mainannya atau saat seorang mahasiswa yang terlihat kesal karena dia tidak
memenuhi syarat untuk mengambil sebuah mata kuliah, padahal jika ia ingin
lulus, ia harus lulus dari mata kuliah tersebut.
3. Conflict (konflik)
Konflik hampir sama dengan
frustasi. Konflik terjadi ketika dua atau lebih masalah atau harapan tidak
dapat diselesaikan atau dipenuhi keduanya atau lebih karena saling bertolak
belakang satu sama lain. Misalnya, saat seseorang telah berencana untuk pergi
berlibur. Namun, tiba-tiba mobilnya mengalami kerusakan dan uang yang
dimilikinya hanya cukup untuk pergi berlibur ataupun hanya cukup untuk
memperbaiki mobilnya. Saat itulah seseorang menghadapi konflik karena dia harus
memilih salah satu diantaranya.
4. Pressure (tekanan)
Tekanan adalah stress yang
muncul akibat dari ancaman dari suatu kejadian yang negatif. Contohnya, adalah
saat kita mengejar deadline. Semakin dekat dengan hari deadline, semakin kita
akan merasa tertekan yang mengakibatkan kita semakin stress.
5. Environmental condition (kondisi lingkungan)
Kondisi lingkungan juga
dapat mengakibatkan kita menjadi stress.Kondisi lingkungan ini berhubungan
dengan polusi udara, suhu atau temperatur udara, polusi suara, dan lain-lain.
Cara mengatasi Stress / Coping Stress
Ada dua metode dalam menghadapi stress,
yaitu :
1. Effective
Coping
Tidak selamanya kita dapat menghindari stress di
dalam hidup kita. Maka cara terbaik adalah menghadapinya. Effective coping
dapat menghilangkan sumber stress ataupun dapat mengontrol reaksi dari stress.
Ada beberapa cara efektif untuk
menghilangkan sumber stress ataupun untuk mengontrol reaksi individu terhadap
stress, yaitu:
a.
Menghilangkan atau mengurangi stress
Misalnya, seorang suami atau istri yang
menghadapi masalah besar dalam rumah tangganya dan mengakibatkan stress,
memiliki dua cara untuk mengakhiri stressnya, yaitu mendiskusikan masalahnya
dengan konsultan pernikahan atau mengakhiri pernikahannya.
b.
Cognitive coping
Cara ini meliputi perubahan bagaimana
individu berpikir tentang kejadian stress
tersebut.
Pertama yaitu dengan reappraisal. Hal
ini berkaitan dengan bagaimana kita
menginterpretasi peristiwa stress. Contohnya, seorang musisi yang sukses di
albumpertamanya dan jatuh di album keduanya akan menilainya sebagai kegagalan
besar danmembuatnya stress. Namun seorang musisi senior menasihatinya untuk
tidak menyerahdan menjelaskan bahwa hal yang dialaminya sebagai hal yang biasa.
Akhirnya, musisimuda itu menginterpretasi kegagalannya bukan sebagai sumber
stress, melainkan sebagaitantangan kedepannya untuk melakukan yang lebih baik
lagi. Yang kedua
dengan religious coping. Contohnya,
ketika orang tua meninggal, maka individu menginterpretasikannya sebagaisuatu
takdir yang memang harus dilalui setiap individu.
c. Mengontrol
reaksi stress
Ketika sumber stress
tidak dapat dihilangkan atau diubah, pilihan efektif lainnya adalah mengontrol
reaksi tubuh terhadap stress, baik secara psikologis dan fisik. Contohnya,
seorang pengusaha muda memulai bisnis barunya dan ia tahu bahwa dua tahun
pertama akan sangat membuatnya stress. Menyadari bahwa ia tidak dapat menghilangkan
sumber stress (bisnis baru), maka yang dapat dilakukannya adalah mengontrol
reaksinya terhadap stress. Misalnya dengan melakukan banyak kegiatan yang
santai seperti mengikuti kelas aerobic, pergi liburan bersama orang terdekat, dan lain-lain.
2. Ineffective
Coping
Walaupun banyak
usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dengan cara yang baik dan
benar, sayangnya banyak individu yang mengatasi stress dengan cara yang salah.
Cara yang dilakukan memang dapat mengatasi stress, namun solusi yang ditawarkan
hanya bersifat sementara, bahkan akan membuat masalah lebih buruk.
Contoh
dari ineffective coping adalah :
a.
Menghindar
Contohnya, suami
yang memiliki masalah rumah tangga cenderung menghindari istrinya dan lebih
memilih pergi ke bar mabuk-mabukan atau yang lebih parah adalah perselingkuhan.
Apa yang dilakukan suami itu memang menghilangkan stress-nya sementara, namun
akan membuat masalah yang lebih buruk
b.
Agresi
Reaksi
umum seseorang yang frustasi adalah agresi atau tindak kekerasan atau kasar.Contohnya,
seorang wanita yang sudah lama mencoba menarik perhatian lawan jenisnyadan gagal, dapat memilih jalan bermusuhan dengan
pria tersebut agar dirinya tidak stress.
c. Self-medication
Banyak orang tidak efektif mengatasi
stress dengan menggunakan rokok, alkohol, dan obat-obatan lain untuk
menenangkan reaksi emosional mereka terhadap stress. Meskipun
alkohol dapat mengurangi kecemasan bagi sebagian orang, tapi tidak untuk menghapus sumber stress itu sendiri dan malah menambah masalah
itu sendiri baik dalam hubungan,
belajar, prestasi kerja, dan kesehatan dalam jangka panjang.
d. Defense
Mechanism
Menurut
Freud, ego memiliki suatu kemampuan pertahanan diri terhadap suatu ketegangan
atau ketidaknyamanan yang disebut dengan defense mechanism. Mekanisme pertahanan utama adalah sebagai berikut:
o
Displacement. Keadaan dimana anda tidakaman dantidak cocok untuk mengungkapkan perasaan agresif atau seksual terhadap
orang yang menciptakan stress (seperti bos yang memerahi anda), maka
perasaan tersebut di alihkan pada orang lain yang lebih aman (seperti berteriak pada teman Anda ketika
Anda benar-benar marah
dengan atasan Anda).
o
Sublimation. Usaha pengalihan hasrat yang
bersifat premitif ke tingkah laku yang dapat di terima masyarakat. Seperti orang
yang mempunyai dorongan kuat untuk berkelahi di alihkan dalam olahraga keras
seperti bertinju,gulat, dan lain-lain.
o
Projection.
Merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain dalam kegagalan.
Seperti ketika gagal dalam ujian dia
menyalahkan kondisinya saat itu yang sedang flu.
o Reaction
Formation. Mencegah keinginan yang berlebihan dengan melebih-lebihkan sikap dan
prilaku yang berlawanan. Seorang pria yang sudah menikah dengan keinginan yang kuat
untuk seks di luar nikah mungkin mulai kampanye untuk membersihkan
kotanya dari panti pijat dan pelacur.
o
Rationalization. Stress berkurang dengan
"menjelaskan tentang" sumber stress
dengan cara yang logis. Seorang pria yang ditolak oleh kekasihnya mungkin
memutuskan bahwa ia senang karena ia memiliki begitu banyak kesalahan atau
karena ia benar-benar tidak mau menyerah dengan kehidupannya sebagai pria
single.
dengan cara yang logis. Seorang pria yang ditolak oleh kekasihnya mungkin
memutuskan bahwa ia senang karena ia memiliki begitu banyak kesalahan atau
karena ia benar-benar tidak mau menyerah dengan kehidupannya sebagai pria
single.