WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
KEDAI MINUMAN itu penuh dengan para pengunjung yang ingin menikmati bandrek, pisang rebus dan kacang goreng. Sehabis hujan memang sedap sekali duduk menikmati bandrek hangat sambil mengobrol dan menghisap rokok, (bandrek" minuman manis bercampur jahe, biasanya diminum hangat-hangat).
Tetamu yang ada dalam kedai itu rata-rata bertampang sangar dan kebanyakan membekal golok. Pertanda bahwa mereka adalah orang-orang kasar.
Seorang pemuda muncul di pintu kedai. Pakaiannya basah kuyup. Dia memakai ikat kepala putih dan rambutnya yang gondrong basah acak-acakan.
"Saya mencari Memed Gendut. Apakah orangnya ada di sini?" pemuda itu bertanya.
Orang-orang yang ada di dalam kedai itu berpaling ke pintu. Sesaat mereka memandang si pemuda lalu meneruskan obrolan mereka, menghisap rokok atau meneguk bandrek. Tak ada yang menjawab.Semua seperti tak acuh. Seolah-olah pemuda itu tak ada disana.
Orang yang bertanya garuk-garuk kepalanya. Terdengar suaranya perlahan, tetapi cukup je!as terdengar oleh semua pengunjung kedai ketika dia berkata,"Aku yakin tidak semua orang yang ada di sini bisu. Tapi mengapa tak ada yang menjawab?"
Seorang berdestar hitam berpipi cekung membuka mulut dari belakang meja di mana dia sibuk melayani tetamu. Dia adalah pemilik kedai.
"Orang yang kau cari tak ada di sini "
"Saya mendapat keterangan orang
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #27 : Khianat Seorang Pendekar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Senin, 19 September 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar