Rabu, 30 Desember 2015

Mimpi Si Anak Kambing

Mimpi Si Anak Kambing Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Abil adalah bocah laki-laki berusia 7 tahun yang duduk di kelas II sekolah dasar. Abil tidak seperti anak kebanyakan yang menghabiskan waktu pulang sekolah dengan bermain. Dari kecil Abil terbiasa menghabiskan waktu untuk mengembala kambing milik tetangganya untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Sampai-sampai Abil dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan “si anak kambing”.

Sepulang sekolah Abil dengan menyelendangkan tas terbuat dari karung goni membawa kambing-kambingnya ke padang rumput di pinggir hutan.
Di tengah perjalanan Abil bertemu teman-temannya yang tengah asyik bermain di lapangan.
“hai teman-teman lihat ada si anak kambing” teriak salah seorang temannya sambil menunjuk ke arahnya.
“anak kambing… anak kambing… anak kambing…” serentak teman-temannya mengejek.
Abil hanya tertunduk melanjutkan perjalanannya. Abil tidak pernah marah dengan ejekan-ejekan temannya karena dia tidak merasa seperti itu walau terkadang hatinya sering merasa kesal.

Setelah perjalanan yang mel
... baca selengkapnya di Mimpi Si Anak Kambing Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Sabtu, 19 Desember 2015

Ujung Jalan Sunyi

Ujung Jalan Sunyi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dedaunan melambai-lambai gemulai di atas ranting-ranting pohon yang demikian kecil. Seirama dengan desiran angin lirih di tengah kesunyian malam. Kutulis kalimat dengan hati-hati, mencoba untuk merangkai deskripsi suasana. Kulemparkan pandangan ke arah sekitar, canda tawa lepas itu sudah tak lagi terdengar. Kupejamkan mata pelan-pelan, banyak hal terbayang dan membebani batinku. Kurebahkan tubuhku di depan rental pesantren, menatap kemilau bintang-bintang di bawah langit tanpa rembulan.

Menjelang prosesi formal yang akan mengukuhkan namaku sedikit lebih tinggi dan terhomat dari yang lainnya itu, batinku gelisah. Tambahan abjad yang kini mulai mereka sebut-sebut itu terasa cukup berat kupikul. Seakan harus kumiliki dan kuberikan sesuatu yang lebih dan istimewa pada mereka dan orang tuaku, terutama dalam hal finansial. Sebagian orang bahkan masih kuat menggenggam satu pemahaman bahwa orang yang menempuh pendidikan sampai sejauh yang kulalui ini, sia-sia jika tak bisa menjadi jalan untuk mendapatkan pekerjaan tetap dan mengangkat ekonomi keluarga dan masyarakat secara umum. Persis s
... baca selengkapnya di Ujung Jalan Sunyi Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 15 Desember 2015

The Bucket List

The Bucket List Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“By recording your dreams and goals on paper, you set in motion the process of becoming the person you most want to be. – Dengan menuliskan impian dan target Anda pada kertas, berarti Anda sudah melakukan satu langkah dalam proses menjadi orang yang paling Anda inginkan.” Mark Victor Hansen

The Bucket List (2007), sebuah film drama komedi arahan Rob Deiner ini sarat akan pesan pentingnya impian. Film yang masuk dalam Top Ten Film of The Year 2008 tersebut menggambarkan dengan baik bahwa impian tidak boleh diabaikan meskipun setiap orang memiliki keterbatasan. Sebab impian pasti tercapai asal ada niat, tekad dan semangat, optimisme serta usaha yang sungguh-sungguh.

Film tersebut mengisahkan tentang seorang mekanik bernama Carter Chambers (diperankan oleh Morgan Freeman) dan seorang milyuner rumah sakit, Edward Cole, (diperankan oleh Jack Nicholson). Carter yang sudah berkeluarga berasal dari kelas menengah ke bawah. Sedangkan Edward Cole memiliki seorang putri, 4 kali menikah dan 4 kali bercerai. Keduanya bertemu di rumah sakit dan sama-sama divonis sakit kanker. Hidup mereka diperkirakan tak akan bertahan lebih dari 1 tahun.

Dalam menghadapi kenyataan tersebut, Carte
... baca selengkapnya di The Bucket List Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, 11 Desember 2015

Aku Ingin Mama Kembali

Aku Ingin Mama Kembali Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka, merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China . Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar ma
... baca selengkapnya di Aku Ingin Mama Kembali Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Rabu, 09 Desember 2015

EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK

EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

17 November 2008 – 06:20 (Her Suharyanto)   Diposting oleh: Hendri Bun

(Rate: 0 / 0 votes)

Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namanya, yang tinggal di perumahan di pinggiran Jakarta.

Suatu pagi dia keluar rumah dengan mobil untuk mengantar istrinya ke terminal shuttle bus yang menghubungkan perumahan kami dengan sejumlah lokasi strategis di Jakarta. Teman ini sendiri seorang pekerja freelance yang sibuk, tapi selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke sekolah dan istrinya ke terminal, khususnya kalau tidak ada pekerjaan di luar kota atau luar negeri.

Begitu roda mobilnya berputar, dia melihat Irma, tetangganya, baru saja menutup pintu pagar. Tumben berangkat pagi, begitu pikir teman saya. Biasanya Irma berangkat siang. Belum sempat melihat Beni, Irma sudah melambai ke arah tukang ojek yang mangkal di ujung tikungan. Sedetik kemudian, mobil Beni sudah berada di dekat Irma. Esther, istri Beni, langsung heboh berhai-hai dengan Irma. Dan apa yang terjadi?

“Gue nebeng aja ya, ke terminal shuttle bus…” teriaknya. Kemudian dia berteriak kepada si tukang ojek
... baca selengkapnya di EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 08 Desember 2015

Pesan Yang Kurang

Pesan Yang Kurang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sepi. Berat. Itulah yang setidaknya ku rasakan saat ini. Semua indraku belum berfungsi dengan baik. Telingaku, tengah berusaha menyempurnakan pendengarannya. Aku menarik nafas kembali. Mataku, masih terpejam dan seluruh tubuhku terasa kaku. Meski begitu, samar-samar ku dengar suara indah itu. Yang membuatku tenang dan sangat tenang. Hujan. Ya, suara hujan adalah nada terindah yang pernah ku dengar selama ini.

Tenagaku terasa memudar. Aku tau, aku tengah berbaring sekarang. Di suatu tempat yang bahkan aku sendiri belum mengetahuinya. Sebenarnya, bisa saja saat ini aku membuka mataku dan memeriksa dimana diriku sekarang. Tapi… aku. Aku ingin bersantai dulu. Ya, seperti ini. Dengan tubuh lemah, yang dapat ku lakukan memang hanya seperti ini bukan? Berbaring dengan memejamkan mata. Setidaknya ada suara rintik itu yang membuatku tak bosan. Sudahlah, kalau bisa aku ingin melakukan ini selamanya. Entah kenapa.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi padaku sebelumnya?

“hey.. cepat.. sadarlah sayang..”
Tunggu. Suara lembut itu? Suara lembut yang seolah menyadarkan bahwa aku harus cepat sadar, bahwa ada seseorang yang tengah menungguku kini, dan ya, aku bukanlah gadis malas yang senang membiarkan tubuhnya terus berdiam kaku. Aku, aku harus bangun sekarang..!
Jadi, suara siapa tadi? A.. Abang? Benarkah?
Ku kumpulkan
... baca selengkapnya di Pesan Yang Kurang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Semangat Yang Tak Terkalahkan

Semangat Yang Tak Terkalahkan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ini sebuah kisah tentang perjalanan seorang Insan menatapi jejak kehidupan, ia lahir ke Dunia dari keluarga tidak miskin kurang kaya tapi sederhana. Ayah berdagang ibu mengasuh dia di rumah, sejak kecil hanya bersikap pasrah. Dirinya Di beri nama Muhammad Raditya Dika, Seorang Anak Laki-Laki yang Sejak kecil hidupnya sangat sederhana, Walau Hidupnya sederhana Anak Laki-Laki Berumur 11 Tahun yang kerap di Sapa Radit itu mempunyai cita-cita dan semangat yang tinggi dan Ambisinya sejak kecil dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan sejak itu pula dia Semangat serta Rajin untuk mencapai Harapannya, menggapai mimpinya Meraih Cita-Citanya sebagai seorang Tentara atau lebih di kenal dengan sebutan TNI.

Saat ini Ia Duduk di bangku kelas 6 SD, di Sekolah SD Simpangan 01, sebentar lagi ia akan Lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP Selain Sekolah dan Belajar ia juga rajin membantu Ibunya mengasuh Adik-adiknya yang masih kecil. Ia Radit adalah anak Pertama dari Tiga Bersaudara Adi
... baca selengkapnya di Semangat Yang Tak Terkalahkan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Minggu, 28 Juni 2015

Evaluasi Tugas Pendidikan Orang Dewasa dengan Pendekatan Peer Learning

KELOMPOK 1
Judul program pembelajaran : Meningkatkan Perilaku Prososial Untuk Melahirkan Generasi Penerus Bangsa yang Humanis
Pendekatan yang digunakan : Peer learning

1. Evaluasi Presentasi
·         Kelompok mempersiapkan mental, slide presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan presentasi yaitu laptop dan flashdisk. Flashdisk digunakan sebagai antisipasi apabila terjadi masalah dengan laptop.
·         Semua anggota kelompok telah dikordinasikan untuk dapat hadir semua dalam pelaksanaan presentasi.
·         Setiap anggota juga mempersiapkan kembali materi yang telah didiskusikan dalam kelompok untuk ditampilkan pada saat presentasi.
·         Pada saat hendak maju melakukan prsentasi tiba-tiba laptop yang hendak digunakan untuk menampilkan presentasi mengalami masalah atau kerusakan. Oleh karena itu akhirnya kelompok meminjam laptop dari kelompok lain untuk menampilkan slide presentasi yang sebelumnya telah disimpan di dalam flashdisk. Namun selebihnya presentasi berjalan dengan lancar.
·         Sebelum memulai presentasi, kelompok melakukan ice breaking terlebih dahulu yang dimaksudkan agar penonton dapat lebih fokus memperhatikan presentasi kami.
·         Lalu setiap anggota bergantian menjadi presenter sambil menampilkan materi yang diajarkannya ketika menjadi tutor.
·         Dalam setiap presentasi satu materi, presenter juga mengajak penonton untuk memberikan komentar atau pendapat. Hal ini dilakukan agar penonton juga tetap fokus terhadap materi yang sebelumnya telah kami diskusikan di dalam kelompok.
·         Dalam presentasi, kami menyajikan materi berupa slide/power point,gambar, video, iklan, lagu, dan koran yang dapat ditampilkan dengan baik.
2. Evaluasi Pelaksanaan program
·         Sebelum melaksanakan pembelajaran di luar kelas dengan pendekatan peer learning, kami menentukan terlebih dahulu kapan waktu yang tepat.
·         Kami memakan waktu yang cukup lama untuk berdiskusi menentukan waktu pelaksanan program.
·         Setiap anggota mempersiapkan bahan tentang materi perilaku prososial berdasarkan alat bantu  yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
·         Setiap anggota sesungguhnya cukup kesulitan untuk mencari bahan materi yang sesuai karena kami ingin berusaha menyajikan materi yang terbaik. Namun dengan tetap saling berdiskusi, kami akhirnya bisa memutuskan materi yang paling tepat. 
·         Program pembelajaran dilakukan selama lima kali pertemuan dengan setiap anggota kelompok bergantian menjadi tutor.
·         Kendala utama yang dihadapi adalah beberapa anggota kelompok tidak datang tepat waktu.
·         Karena program ini dilakukan di luar kelas yaitu tepatnya di taman belakang kampus, maka cuaca juga cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan program misalnya cuaca yang cukup panas atau karena hujan.
·         Dalam proses diskusi, dipastikan semua anggota kelompok dapat menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan materi yang disampaikan.
3. Evaluasi Berdasarkan Feedback
3.1. Feedback dari penonton
·         Habibie
Pertayaan/pendapat : Iklan rinso, kotor-kotoran tidak apa-apa saat membantu orang tua. Tapi di Indonesia kan tidak bisa seperti itu. Ya kalau kotor-kotoran kena marah sama mamanya lah?
Tanggapan kelompok : Esensi yang mau dilihat dari iklan tersebut adalah perilaku prososial yang ditampilkan. Untuk masalah kotor-kotoran, itu mindset yang perlu diubah dari orang tua. Lihat tujuan dari  apa yang dilakukan oleh anak.
·         Etika manda
Pertanyaan/pendapat : Sebenarnya kegiatan kalian ini di luar atau di dalam? Soalnya di kelas juga ditampilkan dan bertanya pendapat audience juga. Kegiatan peer learning kalian benar dilakukan atau bagaimana? Seperti apa proses pelaksanaanya. Esensi dari andragoginya dimana? Sementara kan di  andaragogi kita menyediakan materi yang dibutuhkan oleh subjek yang dituju.
Tanggapan kelompok : Ini kegiatannya di luar. Kami hanya ingin menampilkan kembali media yang kami gunakan dalam peer learning kami. Kami melakukannya di taman tengah Psikologi. Dokumentasinya ada, tapi laptopnya mati dan disitu dokumentasinya. Kegiatan peer learning ini kami lakukan dengan setiap orang dalam kelompok menjadi tutor bagi teman lainnya di dalam kelompok andragogi ini  juga. Dengan pembagian tugas seperti yang telah kami tampilkan saat presentasi.  Cynthia menjadi tutor pertama dengan media iklan. Selanjutnya Rizky dengan media gambar lalu Irawati dengan media berupa video. Dan selanjutnya ada Andriani dengan media lagu dan Sinta dengan media berita atau artikel dari koran.
3.1. Feedback dari dosen
·         Bu Rola
Pertanyaan/pendapat : Sebenarnya saya juga bingung. Ini ditujukan untuk anak-anak atau dewasa kah. Karena iklan dan video yang ditampilkan itu pemerannya anak-anak. Tapi di lagu yang diputar itu untuk orang dewasa. Begitu juga dengan gambar dan beritanya.
Tanggapan kelompok : Ditujukan untuk semua. Kelompok hanya ingin menunjukkan perilaku prososial dari masing-masing media tersebut, dimana perilaku prososial inilah yang menjadi topik peer learning kelompok kami.  Jadi memang mendasarkannya pada perilaku prososialnya bukan objek yang ada di media tersebut. 


Anggota Kelompok 1 :

Minggu, 14 Juni 2015

Evaluasi Pembelajaran Peadagogi Kelompok 9





1. Evaluasi berdasarkan pelaksanaan presentasi tugas
·  Kelompok sudah cukup siap untuk mempresentasikan pembelajaran yang dilakukan, yang diperlengkapi dengan kesiapan mental dan kesiapan bahan materi yang akan diprsentasikan.
·  Materi presentasi menampilkan latar belakang pembelajaran, teori yang mendasari pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pembagian tugas, serta dokumentasi.
·  Kendala secara teknis, proyektor yang tersedia ternyata kurang memadai, sehingga kelompok harus berulang kali memperbaiki sambungan antara laptop dengan proyektor.
·  Kendala dari kelompok : salah satu anggota kelompok terlambat masuk, sehingga tidak turut melakukan presentasi bersama anggota kelompok lainnya.

2. Evaluasi berdasarkan feedback (pertanyaan, saran, dan kritik)

2.1 Pertanyaan, saran, dan kritik dari teman-teman

Firman 13-088
1.  Apa yang melatarbelakangi tema “Love Your Country”?
Jawaban kelompok : Pada prinsip yang kelompok yakini tentang pedagogi adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan. Salah satu ciri penting yang harus dimiliki oleh pribadi yang dewasa adalah mengenal dan mencintai negara tempat kelahirannya. Oleh karena itu lah pembelajaran yang bertemakan “Love Your Country” cukup mewakili tujuan kami untuk membentuk ciri pribadi yang dewasa pada diri anak karena tema ini berkaitan dengan pengenalan terhadap negara tempat mereka tinggal.

2. Coba jelaskan intersection dari ketiga tema pembelajaran yang dilakukan selama tiga hari tersebut?
Jawaban kelompok : Selain mengenal dan mencintai negara, kelompok juga meyakini bahwa pribadi yang dewasa adalah pribadi yang kreatif dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Oleh karena itu lah kelompok mencoba memberikan pembelajaran dengan tujuan spesifik yang berbeda-beda dalam kurun waktu tiga hari. Kelompok berpendapat bahwa ketiga hal tersebut harus diberikan secara bersamaan agar tujuan utamanya dapat tercapai dengan lebih maksimal. Tujuan utama dimaksudkan sebagai tujuan membimbing anak mencapai kedewasaannya.

3. Kenapa presenter tidak menjelaskan alasan Lindka tidak ikut serta di hari pertama?
Jawaban kelompok : Untuk pertanyaan ini sesungguhnya murni karena kesalahan presenter yang lupa untuk menjelaskan ketidakhadiran dari salah satu anggota kelompok.

Rizki amelia 13-024
1. Kenapa anggota memiliki lebih dari satu peran?
Jawaban kelompok : Hal ini dikarenakan kelompok berusaha untuk mengoptimalkan kinerja berdasarkan jumlah kehadiran anggota kelompok. Sebagai catatan, kehadiran anggota kelompok tidak cukup lengkap dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Dalam satu kali pertemuan, anggota yang hadir hanya 3-4 orang, padahal jumlah anggota kelompok yang sebenarnya adalah 5 orang. Oleh karena itu dalam setiap pertemuan ada saja anggota kelompok yang memiliki dua peran seperti mengambil dokumentasi sekaligus sebagai pengajar.

2. Bagaimana indikator mengenai tujuan pembelajaran telah tercapai atau tidak?
Jawaban kelompok : Untuk melihat indicator keberhasilan tujuan pembelajaran adalah dengan cara melakukan wawancara terhadap anak-anak yang menjadi murid kami. Kami bertanya kembali apa saja yang mereka ingat terhadap materi pembelajaran yang diberikan selama tiga hari. Hasilnya anak-anak sudah dapat mengingat kembali apa saja atribut negara Indonesia, menyampaikan perasaan senang mereka untuk kegiatan menghias kue, dan dapat menyebutkan beberapa nama buah dalam bahasa Inggris. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari anak-anak ini, kelompok pun beranggapan tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan cukup baik.

Devira 13-031
1. Dengan adanya anggota yang tidak hadir, lalu bagaimana esensi tanggung jawab orang dewasa dalam praktek peadagogi?
Jawaban kelompok : Untuk menanggapi pertanyaan ini, kelompok sadar bahwa hal tersebut adalah salah satu kelemahan dari kinerja kelompok kami. Kelompok cukup kesulitan mengkoodinasikan waktu yang tepat untuk melakukan praktek pembelajaran secara bersama-sama. Oleh karena itu lah bagi kelompok, hal ini menjadi kritik yang mengingatkan agar kelak kami dapat menjadi pengajar yang lebih bertanggung jawab bagi anak-anak.

2. Bagaimana dengan anak-anak yang tidak antusias?
Jawaban kelompok : Kelompok menjelaskan bahwa awalnya anak-anak yang menjadi murid kami memang kurang antusias, namun pada hari berikutnya kelompok menemukan ada antusiasme yang meningkat pada diri anak-anak tersebut.

2.2 Pertanyaan, saran, dan kritik dari dosen pengampu Bu Dina
·   Kehadiran dari anggota kelompok yang kurang lengkap merupakan hal yang seharusnya tidak boleh terjadi. Kelompok diharapkan dapat menjalankan peran sebagai pembimbing anak-anak dengan lebih bertanggung jawab.
·  Tema pembelajaran kurang komperehensif. Sebaiknya kelompok dapat memberikan pembelajaran dengan tema yang lebih komperensif misalnya lebih memfokuskan program pembelajaran pada satu tema “Love Your Country”.
·   Kelompok menyebutkan Presiden Indonesia dengan nama Jokowi, padahal seharusnya yang benar dan tepat adalah Joko Widodo. Kelompok seharusnya bertugas memberikan informasi yang setepat-tepatnya berkaitan dengan materi pembelajaran.
·   Terlepas dari kekurangan yang dimiliki kelompok, bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh kelompok dalam memberikan program pembelajaran dalam prinsip pedagogi, layak mendapat apresiasi. Kekurangan yang ada seharusnya bukanlah hal yang mematahkan semangat, namun sebagai bahan pembelajaran untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.

Senin, 27 April 2015

Pedagogi (Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif)

LAPORAN TUGAS PEDAGOGI KELOMPOK 9

Rinie Indira Nauly             131301066
Lindka Pertiwi                    131301068
Devi Silvana                        131301072
Sinta Meilastry                  131301092
Ibrena Putri                        131301112

Pedagogi (Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif)
A. Latar Belakang
Pedagogi dikatakan sebagai sebagai pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak. Anak-anak dianggap belum memiliki kemampuan yang matang untuk mengembangkan potensi yang seutuhnya. Karena ketidakmampuan inilah maka diperlukan peran orang dewasa untuk mengajar dan membimbing anak-anak untuk mencapai potensi diri yang seutuhnya. Kemampuan untuk mengembangkan potensi diri yang seutuhnya disebut sebagai pencapaian kedewasaan.
Untuk menjadi manusia yang dewasa yang berkompeten, maka diperlukan pembelajaran-pembelajaran yang berkaitan tentang bagaimana mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di dalam diri anak. Potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan dan dimafestasikan ke dalam kegiatan yang aktif dan kreatif. Hal ini dikarenakan anak-anak adalah masa dimana manusia aktif bergerak dengan intensitas tinggi. Anak-anak cenderung lebih mampu belajar apabila benar-benar aktif merasakan dan berperan serta dengan suatu kegiatan belajar.
Manusia yang dewasa adalah dia yang memahami identitasnya sebagai bagian dari suatu negara. Oleh karena itu, sejak dari anak-anak harus sudah dimulai pengenalan tentang identitas negaranya. Dengan mengetahui identitas negaranya, maka kita telah menanamkan dasar rasa nasionalisme sejak dini pada anak-anak.
Selain itu kretifitas adalah kompetensi yang juga penting untuk mampu bersaing dengan orang lain. Kreatifitas pun harus mulai dipupuk ketika masih anak-anak. Ketika kesempatan mengembangkan kreativitas telah dipupuk sejak kecil maka kelak ketika dewasa anak tersebut dapat terus terbiasa mengaplikasikan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari
Selanjutnya mengenai bahasa internasional bahasa Inggris, tentulah kemampuan ini sangat diperlukan agar bisa menjadi katalisator bagi anak untuk mengembangkan potensinya di kancah internasional. Belajar bahasa asing pastinya akan lebih sulit untuk dipelajari. Namun mengingat usia anak-anak yang kerap diidentikkan rasa ingin tau yang tinggi, maka sangatlah tepat pembelajaran bahasa inggris dimulai sejak kecil karena disitulah usia awal manusia tertarik dengan bahasa asing.
Dengan uraian penjelasan diatas, maka fokus pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang mengutamakan keaktifan anak untuk bergerak dan mengembangkan kreatifitasnya. Proses pembelajaran melibatkan tema-tema yang dianggap penting untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada di dalam diri anak dan dilakukan dengan cara-cara yang menarik perhatian.

B. Landasan teori
Dalam melakukan pembelajaran pedagogi ini, kami menggunakan dasar teori scaffolding oleh Lev Vygotsky. Scaffolding adalah suatu teknik ataupun prosedur mengajar yang dilakukan oleh orang dewasa pada anak dengan memberi  bantuan di awal pengajaran dengan tujuan kelak anak dapat melakukan hal yang diharapkan secara mandiri. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan pemebelajaran yang dilakukan, anak selalu diberikan pengarahan terlebih dahulu  tentang bagaimana memahami dan melakukan tugas yang diberikan.

C. Alat dan bahan
Pertemuan 1
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Gambar-gambar atribut negara Indonesia dan dicampur dengan atribut-atribut yang salah
4 lembar kertas A4 X 3
Rp 22.000
Gunting

-
Reward (jussie + wafer)
3 botol jussie + 2 bungkus wafer
Rp 10.000
Total

Rp 32.000

Pertemuan 2
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Cupcake
4 potong
Rp 32.500
Gery pasta rasa cokelat
4 bungkus
Rp 3.500
Richeese pasta rasa keju
4 bungkus
Rp 3.000
Meses warna-warni
1 bungkus
Rp 4.000
Cha-cha
1 bungkus
Rp 5.500
Tisu

-
Piring

-
Sendok

-
Reward (susu ultra)
4 kotak
Rp 10.000
Total

Rp 58.500

Pertemuan 3
Alat dan Bahan
Jumlah
Biaya
Gambar-gambar buah
8 lembar kertas A4
Rp 12.000
Buku tebal untuk menempelkan penjelasan nama-nama buah
2 buku
-
Lem

-
Gunting

-
Reward (jussie + oreo mini + astor mini)
4 botol jussie + 2 bungkus oreo mini + 2 bungkus astor mini
Rp 12.000


C. Pelaksanaan
Pembelajaran ini dilaksanakan di Jalan Konggo Gang Baru No 120 Desa Sei Semayang, yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan Pertama
Tema: Love Your Country

Indikator/Aspek Materi yang akan diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Perkenalan




Mengembangkan keterampilan kognitif dan psikomotorik anak :
~ Mampu mengenal beberapa atribut negara Indonesia
~ Mengenal warna bendera
~ Mampu membedakan yang mana atribut negara dan yang tidak
18.00 – 19.00
~Memperkenal-kan atribut-atribut negara Indonesia dengan cara bermain game
~ Gambar-gambar atribut negara Inonesia dan atribut yang salah
~ Kami meletakkan atribut-atribut kenegaraaandi atas meja ke dalam tiga bagian, yang dicampur dengan atribut-atribut yang salah (seperti burung kasuari, foto presiden negara lain, bendera negara lain dan foto menara pisa)
~Sebelum memulai permainan, kami menjelaskan dan menunjukkan replika bendera Indonesia, gambar burung garuda,  gambar monas, dan foto presiden sebagai bagian dari identitas negara Indonesia.
~ Instruksi selanjutnya adalah setiap anak diminta untuk memilih atribut-atribut yang benar mengenai negara Indonesia
~ Anak yang berhasil paling cepat dan tepat mengumpulkan setiap atribut, diberikan reward yang lebih banyak dari temannya yang lain.
Penutup





Waktu : Pukul 18.00, Rabu 22 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 3 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Ibrena, Sinta
Pengajar : Rinie, Ibrena, Sinta
Pembeli reward : Ibrena
Dokumentasi : Ibrena, Rinie

Pertemuan 2
Pertemuan Kedua
Tema: Love Your Friends and Express Your Creativity

Indikator/ Aspek Materi yang akan Diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Perkenalan




Berkarya dan mengembangkan kreativitas membuat kue untuk diberikan kepada temannya. Sekaligus dimaksudkan untuk mengajarkan anak belajar memberi kepada orang lain (teman) melalui karya yang mereka buat.
17.00 – 18.00
~Menghias cupcake dengan bahan-bahan yang telah disediakan
~cupcake
~meses warna-warni
~ pasta
~ cha-cha
~ Kami menyediakan cupcake yang akan mereka hias, meses dan cha-cha untuk taburan, dan pasta dua rasa.
~ Kami melakukan demonstrasi bagaimana menghias cupcake tersebut, lalu anak-anak akan diberikan kebebasan untuk menghias cupcakenya dengan kreativitasnya sendiri  namun tetap dalam pantauan kami.
~ Cupcake yang sudah dihias akan diberikan kepada temannya dan dibawa pulang
Penutup





Waktu : Pukul 17.00, Kamis 23 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 4 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Devi, Lindka, Sinta
Pengajar : Lindka, Devi
Pembeli reward : Sinta
Dokumentasi : Devi

Pertemuan 3
Pertemuan Ketiga
Tema: Fun With English

Indikator/ Aspek Materi yang akan Diajarkan
Waktu
Materi
Media
Metode Pelaksanaan
Pembukaan




~ Memberikan tambahan wawasan pada anak-anak tentang bahasa Inggris
~ Melatih mengembangkan kemampuan anak untuk bekerja sama dengan temannya
18.00 – 19.00
~ Belajar mengenal nama-nama buah dalam bahasa Inggris
~ Gambar-gambar buah
~ Pertama kami memberikan penjelasan tentang beberapa buah dan bahasa Inggrisnya sekaligus dengan memberikan contoh gambar buahnya.
~ Lalu kami membuat game dengan membagi anak ke dalam dua kelompok, agar anak dapat berkesempatan mengembangkan kemampuan bekerja sama.
~ Game yang dilakukan yaitu dengan meminta anak-anak untuk menempelkan gambar buah di bawah tulisan nama buah dalam bahasa Inggris.
~  Kelompok pemenang adalah kelompok yang pertama kali mampu menempelkan gambar buah dengan nama yang tepat dan akan mendapat harga reward yang lebih besar.
Evaluasi





Waktu : Pukul 18.00, Jumat 24 Maret 2015
Durasi : 60 menit
Jumlah anak : 4 orang
Dengan rincian pembagian tugas sebagai berikut :
Mempersiapkan alat dan bahan : Ibrena, Sinta, Lindka, Devi
Pengajar : Sinta, Ibrena
Pembeli reward : Sinta
Dokumentasi : Ibrena, Devi

D. Evaluasi
                Berdasarkan dari pembelajaran yang dilakukan selama tiga kali pertemuan, kelompok dapat melihat antusiasme anak yang ditandai dengan keaktifan anak yang terus meningkat dari hari ke hari dan berdasarkan kedisiplinan anak untuk hadir tepat waktu dalam mengikuti kegiatan belajar. Dalam setiap pertemuan, anak-anak terlihat bersemangat untuk aktif bergerak dan berkompetisi mengerahkan kemampuan terbaik mereka. Berdasarkan pendapat anak-anak tersebut, mereka paling tertarik dengan kegiatan belajar di pertemuan kedua yaitu menghias kue. Namun yang terpenting adalah ketika kembali ditanyakan seputar materi pembelajaran selama tiga kali pertemuan, mereka akhirnya mampu memahami dan mengingat atribut-atribut negara Indonesia, tahu bagaimana menghias kue sendiri, dan mengingat nama-nama buah dalam bahasa Inggris.

D. Saran dan Kesimpulan
                Usia anak-anak adalah usia dimana seseorang aktif bergerak. Anak-anak cenderung akan lebih mampu belajar melalui keaktifan mereka. Oleh karena itu kelompok kami berpendapat, agar setiap pembelajaran yang dikhususkan bagi anak-anak janganlah hanya menuntut anak untuk duduk manis mendengarkan materi pembelajaran. Namun sebaliknya kegitan belajar tersebut dilakukan dengan mengutamakan keaktifan anak dan tetap mempertimbangkan tema-tema dan cara-cara yang menarik.